Sabtu, 07 Maret 2009

HP Jadul Sang Pejabat Tinggi



Tawadhu... sebuah sifat yang mudah diucapkan namun sulit untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari...
Berdalih di balik sebuah kata 'prestise' kadang kita sulit menahan diri untuk memiliki sesuatu yang sebenarnya secara substansi tidak kita perlukan, sekali lagi hanya untuk prestise...

Berikut adalah sebuah kisah nyata, Sebuah cerita yang sangat menyentuh yang semoga bisa menjadi contoh bagi kita semua...

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


HP Jadul Sang Pejabat Tinggi

Jumat, 2008 April 18

Tepatnya bulan ramadhon tahun lalu, kejadian itu sangat berkesan dalamhidupku. Memasuki 10 hari terakhir ramadhon seperti biasanya aku melakukan i'tikaf, kala itu ba'da ashar saat ku coba menghatamkanAl-Qur'an hp-ku berdering, kulihat jelas dalam layar initial HNW, Subahanllah, aku tersentak, apa gerangan yang membuat seorang ketua MPR menghubungiku seraya kuangkat.

"Assalamu'alaikum wr.wb, afwan akhi, antum sedang i'tikaf ?", suara yang kudengar dari dari HP-ku, dengan penuh hormat kujawab "iya ustad insya Allah", "Mengganggu gak kalau antum keluar sebentar untuk menemani saya ketemu Wapres (Wakil Presiden RI) malam ini skitar jam
20.30" lanjut orang yg bersahaja dan banyak disegani orang itu. Dengan bersegera kujawab insya Allah ustad, karena aku tahu betul bahwa bertemu dengan Wapres saat itu juga bagian dari perjuangan dakwah yang tidak kalah pentingnya dengan i'tikaf.

Kusiapkan betul apapun untuk pertemuan malam itu agar tidak mengecewakan orang yang aku hormati, sengaja aku berangkat ba'da magrib dan sholat isya dijalan agar tidak terlambat datang kerumah beliau, karena kami akan berngkat bersama satu mobil dari rumah beliau.

Saat itu tepat jam 20.00 kami sudah masuk ke rumah Wapres, karena sudah ada janji dan yang datang juga setingkat pejabat tinggi negeri ini kecuali diriku, para ajudan dan pelayan disana sudah bersiaga menyambut kedatangan kami. Apalagi secara struktur kepemimpinan dinegeri ini Wapres harus melaporkan pertanggungjawabann ya kepada beliau. Kesan sederhana & bersahajapun terasa dirumah dinas Wapres itu, entah ada hal yang kurasakan berbeda, kucoba menerawang setiap sudut ruang, oo..akhirnya kutemukan satu hal yang bisa jadi membuat
suasana berbeda, ketika kulihat dalam subuah bingkai foto yang juga biasa-biasa saja foto sang ibu Wapres yang mengenakan jilbab cukup tertutup & rapi.

Ah...mungkin karena aku terbiasa ada didalam komunitas sperti itu pikirku. Tapi apapun senang rasanya punya Wapres yang memiliki istri sholehah. Kami diterima oleh Wapres sangat hangat saat itu. Tidak tersasa obrolan kami bertiga sudah lebih dari 1,5 jam, maklumlah kalau
pejabat tinggi bertemu mesti ada saja yang mereka bicarakan dari persoalan rakyat, pembangunan daerah tertinggal dan lainnya. Yang tidak kalah serunya adalah pembahasan klasik umat islam mengenai penetatapan jatuhnya tanggal 1 syawal, repot juga ya ternyata jadi
pejabat, pantas kalau Allah tidak membebaniku dengan jabatan itu karena mesti aku tidak akan sanggup memikulnya.

Menjelang pamit, kami sempat menyampaikan bahwa kami sedang membangun kembali masjid yang sebelumnnya terkena gempa di sekitar Klaten, Jawa Tengah, beliau
menawarkan Wapres untuk beramal jariyah melalui masjid tersebut, tanpa pikir panjang sang Wapres menyambutnya dan langsung meminta nomor rekening yayasan pengurus masjid tersebut. Perlahan beliau mengeluarkan HP kecilnya "Afwan akh tolong antum catatkan ya, nomornya ada di sini" sambil menyerahkannya kepadaku untuk mencatatkan no rekening yang ada dalam HP tersebut.

Dengan full respon kuambil dan segera mencatatnya, namun Masya Allah aku terkejut memegang HP seorang pejabat tinggi yang sedang bertemu Wapres itu, kalau saja bentuk HP itu aku tidak familier , mesti aku tidak akan tau apa mereknya, warnanya yang pudar, grepes-grepes dan yang tidak kalah membuat aku bingung adalah ketika ingin kutelusuri catatan no rekengng tersebut aku kesulitan menggunakannya karna angka & tanda pada tombolnya sudah tidak terlihat. Hasrat hati ingin bertanya bagaimana membukanya karna kuyakin beliau sudah hafal tombolnya walau tidak terlihat karena mungkin sudah menggunakannya bertahun-tahun. Karena malu pada diriku sendiri, apalagi kalu ingat HP-ku yang sok borju, lalu kuniatkan untuk trial & erorr tombol-tombol tersebut & alhamdulillah akhirnya aku mampu menaklukkannya, kudapat no rekening itu dan kucatat.

Sebelum kukembalikan sempat kuperhatikan & kupikirkan kembali HP kecil seorang pejabat tinggi itu. Subbhanallah ketika keimanan tertancap didada maka harta dan kemewahan dunia tidak akan mampu menguasainya. Sebenarnya banyak pengalaman ku dan teman-2 yang sangat
berkesan dengan beliau, tapi pengalaman kali ini sangat berkesan buatku dan mampu mere-charge motivasiku yang hampir turun saat bejuang bertahan istiqomah dalam i'tikafku di tahun ini.

Semoga Allah selalu menjaga dan tidak membiarkan beliau mengurus rakyat & negeri ini sendiri, karna hanya dibawah pengurusan Allah SWT sajalah beliau akan mampu dan selamat dalam mengurus segala urusan dinegeri ini.

Diposting oleh JE. Robbyantono

1 komentar: