Senin, 09 Maret 2009

AIR MATA SAYA MENETES DI RUMAH DR HIDAYAT NURWAHID



Lagi-lagi sebuah kisah nyata betapa tulusnya hamba-Mu yang satu ini ya Rabb...

Ya Allah jadikanlah pemimpin kami orang yang seikhlas beliau dalam mengemban amanah ya Rabb..

Sekedar ingin berbagi, ana posting article ini di blog ana. semoga bermanfaat..


============================================================================


AIR MATA SAYA MENETES DI RUMAH DR HIDAYAT NURWAHID

Penulis: Nabil Almusawa
e: nabielfuad@yahoo. com

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk ikut dalam acara bukabersama dengan Ketua MPR-RI, DR Muhammad Hidayat Nurwahid, MA di rumahdinasnya, kompleks Widya Chandra dengan beberapa ikhwah.

Ketika saya masuk ke rumah dinas beliau tsb, maka dalam hati saya bergumam sendiri: Alangkah sederhananya isi rumah ini. Saya melihat lagi dengan teliti, meja, kursi2, asesori yg ada, hiasan di dinding. SubhanaLLAH, lebih sederhana dari rumah seorang camat sekalipun. Ketika saya masuk ke rumah tsb saya memandang ke sekeliling, kebetulan ada disana Ketua DPR Agung Laksono, Wk Ketua MPR A.M Fatwa, Menteri Agama, dan sejumlah Menteri dari PKS (Mentan & Menpera) serta anggota DPR-RI, serta pejabat2 lainnya.

Lagi2 saya bergumam: Alangkah sederhananya pakaian beliau, tidak ada gelang dan cincin (seperti yg dipakai teman2 pejabat yg lain disana). Ternyata beliau masih ustaz Hidayat yg saya kenal dulu, yg membimbing tesis S2 saya dg judul: Islam & Perubahan Sosial (kasus di Pesantren PERSIS Tarogong Garut).

Terkenang kembali saat2 masa bimbingan penulisan tesis tsb, dimana saya pernah diminta datang malam hari setelah seharian aktifitas penuh beliau sebagai Presiden PKS, dan saya 10 orang tamu yg menunggu ingin bertemu. Saya kebagian yg terakhir, ditengah segala kelelahannya beliau masih menyapa saya dg senyum : MAA MAADZA MASAA'ILU YA NABIIL?

Lalu saya pandang kembali wajah beliau, kelihatan rambut yg makin memutih, beliau bolak-balik menerima tamu, saat berbuka beliau hanya sempat sebentar makan kurma & air, karena setelah beliau memimpin shalat magrib terus banyak tokoh yg berdatangan, ba'da isya & tarawih kami semua menyantap makanan, tapi beliau menerima antrian wartawan dalam & luar negeri yang ingin wawancara.

Tdk terasa airmata ana menetes, alangkah jauhnya ya ALLAH jihad ana dibandingkan dg beliau, saya masih punya kesempatan bercanda dg keluarga, membaca kitab dsb, sementara beliau benar2 sudah kehilangan privasi sebagai pejabat publik, sementara beliaupun lebih berat ujian kesabarannya untuk terus konsisten dlm kebenaran dan membela rakyat.

Tidaklah yg disebut istiqamah itu orang yg bisa istiqamah dlm keadaan di tengah2 berbagai kitab Fiqh dan Hadits seperti ana yg lemah ini. Adapun yg disebut istiqamah adalah orang yg mampu tetap konsisten di tengah berbagai kemewahan, kesenangan, keburukan, suap-menyuap dan lingkungan yang amat jahat dan menipu.

Ketika keluar dari rumah beliau saya melihat beberapa rumah diseberang yang mewah bagaikan hotel dg asesori lampu2jalan yg mahal dan beberapa buah mobil mewah, lalu ana bertanya pd supir DR Hidayat : Rumah siapa saja yg diseberang itu? Maka jawabnya : Oh, itu rumah pak Fulan dan pak Fulan Menteri dari beberapa partai besar.

Dalam hati saya berkata: AlhamduliLLAH bukan menteri PKS. Saat pulang saya menyempatkan bertanya pd ustaz Hidayat: Ustaz, apakah nomor HP antum masih yg dulu? Jawab beliau: Benar ya akhi, masih yg dulu, tafadhal antum SMS saja ke ana, cuma afwan kalo jawabannya bisa beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, maklum SMS yang masuk tiap hari ratusan ke saya.

Kembali airmata saya menetes. alangkah beratnya cobaan beliau & khidmah beliau untuk ummat ini, benarlah nabi SAW yang bersabda bahwa orang pertama yg dinaungi oleh ALLAH SWT di Hari Kiamat nanti adalah Pemimpin yang Adil. Sambil berjalan pulang saya berdoa : Ya ALLAH, semoga beliau dijadikan pemimpin yg adil & dipanjangkan umur serta diberikan kemudahan dlm memimpin negara ini. Aaamiin ya RABB.

One month to a change!!!


Satu bulan lagi Bangsa ini akan mengadakan sebuah event spesial. Event yang tak hanya menghabiskan puluhan triliun rupiah, namun juga akan menentukan akan dibawa kemana nasib bangsa ini setidaknya hingga 5 tahun kedepan.
Banyak pandangan pesimis rakyat Indonesia akan adanya event yang disebut ’pesta rakyat’ ini. Masih sering sekali terdengar cibiran sebagian masyarakat seperti ini :
Halah, pemilu gak pemilu sama aja, hidup tetep aja susah, sembako tetep aja mahal, bensin tetep aja naik... milih sapa aja juga sama aja, mending gak usah milih lah, repot-repot amat...
Macam mana urusan politik!! Urus aja diri sendiri..
Pandangan seperti dapat dipahami sebagai sebuah bentuk kekecewaan publik terhadap kinerja pemerintah yang dianggap tidak dapat berbuat banyak dalam mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pertanyaannya kemudian, apakah sikap acuh yang kemudian diapikasikan dengan tidak memilih salah satu partai dalam pemilu (baca: Golput) bisa menjadi sebuah solusi atas keterpurukan bangsa kita saat ini?
Keputusan seseorang untuk golput bisa saja dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menambah pundi-pundi suara partainya. Atau minimal memperkecil presentase pemilih rasional yang memilih berdasarkan akal sehat karena keinginannya sendiri setelah melakukan pengamatan terlebih dahulu.
Sekali lagi memilih atau tidak memilih memang sebuah pilihan, tapi marilah membuat pilihan yang cerdas dan solutif kawan!!! Masih mau berapa lama lagi bangsa kita berada dalam kondisi seperti sekarang ini?!? Tidak inginkah kita menjadi sebuah bangsa yang mandiri, diperhitungkan di tataran dunia sebagai bangsa yang besar dan berpengaruh, maju di bidang teknologi dan telekomunikasi serta keberhasilan-keberhasilan lain yang tidak mustahil untuk kita capai?!?
Kita punya alam yang kaya, sumber daya manusia yang banyak. Dengan pemimpin yang bersih dari korupsi, peduli terhadap masyarakat, serta profesional dalam mengelola negara ini, maka InsyaAllah semua itu dapat terwujud.
Sembilan April besok bisa menjadi sebuah kesempatan emas kita sebagai langkah awal mewujudkan itu semua InsyaAllah. Dengan memilih wakil rakyat yang amanah demi mewujudkan DPR yang lebih baik untuk membangun Indonesia yang lebih baik tentunya.
Pelajari calon pilihanmu, jangan seperti membeli kucing dalam karung. Perhatikan track record partainya, jangan memilih hanya karena modal ”ngetop doang”.
Semoga orang-orang yang terpilih dalam pemilu nanti adalah orang-orang yang amanah dan bener-benar tulus mengabdikan diri untuk Bangsa ini... semoga saja...
Bangkitlah negriku, harapan itu masih ada!!!

Sabtu, 07 Maret 2009

HP Jadul Sang Pejabat Tinggi



Tawadhu... sebuah sifat yang mudah diucapkan namun sulit untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari...
Berdalih di balik sebuah kata 'prestise' kadang kita sulit menahan diri untuk memiliki sesuatu yang sebenarnya secara substansi tidak kita perlukan, sekali lagi hanya untuk prestise...

Berikut adalah sebuah kisah nyata, Sebuah cerita yang sangat menyentuh yang semoga bisa menjadi contoh bagi kita semua...

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


HP Jadul Sang Pejabat Tinggi

Jumat, 2008 April 18

Tepatnya bulan ramadhon tahun lalu, kejadian itu sangat berkesan dalamhidupku. Memasuki 10 hari terakhir ramadhon seperti biasanya aku melakukan i'tikaf, kala itu ba'da ashar saat ku coba menghatamkanAl-Qur'an hp-ku berdering, kulihat jelas dalam layar initial HNW, Subahanllah, aku tersentak, apa gerangan yang membuat seorang ketua MPR menghubungiku seraya kuangkat.

"Assalamu'alaikum wr.wb, afwan akhi, antum sedang i'tikaf ?", suara yang kudengar dari dari HP-ku, dengan penuh hormat kujawab "iya ustad insya Allah", "Mengganggu gak kalau antum keluar sebentar untuk menemani saya ketemu Wapres (Wakil Presiden RI) malam ini skitar jam
20.30" lanjut orang yg bersahaja dan banyak disegani orang itu. Dengan bersegera kujawab insya Allah ustad, karena aku tahu betul bahwa bertemu dengan Wapres saat itu juga bagian dari perjuangan dakwah yang tidak kalah pentingnya dengan i'tikaf.

Kusiapkan betul apapun untuk pertemuan malam itu agar tidak mengecewakan orang yang aku hormati, sengaja aku berangkat ba'da magrib dan sholat isya dijalan agar tidak terlambat datang kerumah beliau, karena kami akan berngkat bersama satu mobil dari rumah beliau.

Saat itu tepat jam 20.00 kami sudah masuk ke rumah Wapres, karena sudah ada janji dan yang datang juga setingkat pejabat tinggi negeri ini kecuali diriku, para ajudan dan pelayan disana sudah bersiaga menyambut kedatangan kami. Apalagi secara struktur kepemimpinan dinegeri ini Wapres harus melaporkan pertanggungjawabann ya kepada beliau. Kesan sederhana & bersahajapun terasa dirumah dinas Wapres itu, entah ada hal yang kurasakan berbeda, kucoba menerawang setiap sudut ruang, oo..akhirnya kutemukan satu hal yang bisa jadi membuat
suasana berbeda, ketika kulihat dalam subuah bingkai foto yang juga biasa-biasa saja foto sang ibu Wapres yang mengenakan jilbab cukup tertutup & rapi.

Ah...mungkin karena aku terbiasa ada didalam komunitas sperti itu pikirku. Tapi apapun senang rasanya punya Wapres yang memiliki istri sholehah. Kami diterima oleh Wapres sangat hangat saat itu. Tidak tersasa obrolan kami bertiga sudah lebih dari 1,5 jam, maklumlah kalau
pejabat tinggi bertemu mesti ada saja yang mereka bicarakan dari persoalan rakyat, pembangunan daerah tertinggal dan lainnya. Yang tidak kalah serunya adalah pembahasan klasik umat islam mengenai penetatapan jatuhnya tanggal 1 syawal, repot juga ya ternyata jadi
pejabat, pantas kalau Allah tidak membebaniku dengan jabatan itu karena mesti aku tidak akan sanggup memikulnya.

Menjelang pamit, kami sempat menyampaikan bahwa kami sedang membangun kembali masjid yang sebelumnnya terkena gempa di sekitar Klaten, Jawa Tengah, beliau
menawarkan Wapres untuk beramal jariyah melalui masjid tersebut, tanpa pikir panjang sang Wapres menyambutnya dan langsung meminta nomor rekening yayasan pengurus masjid tersebut. Perlahan beliau mengeluarkan HP kecilnya "Afwan akh tolong antum catatkan ya, nomornya ada di sini" sambil menyerahkannya kepadaku untuk mencatatkan no rekening yang ada dalam HP tersebut.

Dengan full respon kuambil dan segera mencatatnya, namun Masya Allah aku terkejut memegang HP seorang pejabat tinggi yang sedang bertemu Wapres itu, kalau saja bentuk HP itu aku tidak familier , mesti aku tidak akan tau apa mereknya, warnanya yang pudar, grepes-grepes dan yang tidak kalah membuat aku bingung adalah ketika ingin kutelusuri catatan no rekengng tersebut aku kesulitan menggunakannya karna angka & tanda pada tombolnya sudah tidak terlihat. Hasrat hati ingin bertanya bagaimana membukanya karna kuyakin beliau sudah hafal tombolnya walau tidak terlihat karena mungkin sudah menggunakannya bertahun-tahun. Karena malu pada diriku sendiri, apalagi kalu ingat HP-ku yang sok borju, lalu kuniatkan untuk trial & erorr tombol-tombol tersebut & alhamdulillah akhirnya aku mampu menaklukkannya, kudapat no rekening itu dan kucatat.

Sebelum kukembalikan sempat kuperhatikan & kupikirkan kembali HP kecil seorang pejabat tinggi itu. Subbhanallah ketika keimanan tertancap didada maka harta dan kemewahan dunia tidak akan mampu menguasainya. Sebenarnya banyak pengalaman ku dan teman-2 yang sangat
berkesan dengan beliau, tapi pengalaman kali ini sangat berkesan buatku dan mampu mere-charge motivasiku yang hampir turun saat bejuang bertahan istiqomah dalam i'tikafku di tahun ini.

Semoga Allah selalu menjaga dan tidak membiarkan beliau mengurus rakyat & negeri ini sendiri, karna hanya dibawah pengurusan Allah SWT sajalah beliau akan mampu dan selamat dalam mengurus segala urusan dinegeri ini.

Diposting oleh JE. Robbyantono